Selasa, 28 Desember 2010

Orang Indonesia di Balik Temuan Planet Alien

Para astronom temukan planet baru. Membuka jalan bagi ilmuwan. Dipimpin astronom Indonesia

Ini temuan terkini dalam dunia astronomi. Sebuah planet baru. Ditemukan oleh Max Planck Institut fur Astronomie (MPIA) di Jerman. Diberi nama Planet HIP 13044b, sebab dia mengelilingi HIP 13044, sebuah bintang tua yang sudah sekarat. Temuan baru ini dilansir Kamis, 18 November 2010. Dipublikasikan secara luas ke seluruh dunia hari ini.
Kisah tentang angkasa luar, temuan planet, dan sebagainya kerap kali membuat kita kagum. Kadang juga bingung. Sebab istilah dan kodenya begitu banyak. Agar cerita tentang planet baru itu mudah dipahami, ada baiknya kita buka kembali cerita para guru soal jagat raya ini.
Semenjak di bangku sekolah kita diajari bahwa dalam jagat raya ini terdapat sejumlah galaksi. Salah satunya adalah Milky Way, yang oleh kita lebih dikenal dengan sebutan Galaksi Bima Sakti. Dalam Bima Sakti itulah bumi yang kita huni ini dan sejumlah planet lain menetap.
Di luar itu masih banyak galaksi lain. Salah satunya adalah sebuah galaksi mini. Planet-planet di galaksi mini mengitari sebuah bintang induk bernama HIP 13044. Para ahli menghitung bahwa galaksi mini ini berjarak sekitar 2000 tahun cahaya dari bumi.
Tapi bintang induk itu kian renta. Daya gravitasi terhadap sejumlah planet yang mengitarinya kian lemah. Melemahnya daya gravitasi itu menyebabkan sejumlah planet terlepas dan disedot oleh daya gravitasi galaksi yang lain.
Satu dari sekian planet di sekitar bintang yang renta itu, ditarik oleh daya gravitasi Galaksi Bima Sakti. Daya tarik itu menyebabkan planet itu masuk ke dalam lingkungan Galaksi Bima Sakti. Proses penarikan itu juga kerap disebut sebagai "kanibalisme" galaksi. Sejumlah ahli menaksir bahwa proses kanibalisme itu terjadi 6 hingga 9 miliar tahun silam.
Planet yang masuk ke Bima Sakti itulah yang ditemukan sejumlah astronom di Jerman tadi. Lantaran dia berasal dari lingkungan HIP 13004, maka planet yang baru ditemukan itu diberi imbuhan b menjadi HIP 13004b. Planet ini menjadi "anak kost" di Galaksi Bima Sakti. Ukurannya, sedikit  lebih besar  dari Yupiter.
Apa pentingnya temuan planet baru itu buat kita?
Rainer Klement dari MPIA menuturkan bahwa temuan itu sangat menarik, sebab inilah pertama kalinya manusia menemukan adanya planet lain di luar galaksi kita. Temuan itu juga, lanjut Rainer, membuka jalan bagi para astronom untuk meneliti kelangsungan hidup galaksi Bima Sakti, juga kelangsungan hidup bumi yang kita huni ini.
Para ahli itu menghitung bahwa sekitar lima miliar tahun yang akan datang, Matahari juga perlahan akan redup. Dia akan memasuki fase "raksasa merah" yaitu fase di mana kekuatannya meredup dan daya grativitasinya melemah. Ketika daya gravitasi melemah itulah, planet-planet yang mengitarinya--termasuk bumi-- "dimangsa"  oleh matahari atau disedot oleh gravitasi galaksi yang lain.
“Penemuan ini sangat menarik terutama ketika kita memahami masa depan tata surya, bahwa Matahari juga akan berubah menjadi 'raksasa merah' lima miliar tahun mendatang," kata pemimpin proyek, Johny Setiawan – astronom Indonesia yang juga bekerja di MPIA.
Lalu mengapa si HIP 13044b itu selamat dan tidak tertelan oleh planet induknya. Johny memperkirakan lantaran planet itu berotasi lebih cepat dari planet-planet yang lain. Namun dia tidak akan hidup selamanya, sebab bintang induk itu akan berkembang dalam tahap evolusi berikutnya. Saat itulah nanti-- miliaran tahun lagi-- planet ini tertelan.
Johny setiawan memperkirakan bahwa nanti,  saat Matahari memasuki fase penuaan dan  menjadi raksasa merah, Bumi mungkin tak akan selamat.
"Planet-planet dalam, termasuk Bumi, mungkin tidak akan bertahan hidup," kata Johny Setiawan pada SPACE.com. "Tapi Jupiter, Saturnus dan planet-planet luar mungkin pindah mendekat, persis seperti yang kami deteksi."
Namun, pada akhirnya semua akan binasa. Suatu ketika si Yupiter itu pun akan tertelan, sebagaimana nasib si HIP 13044b, yang karena datang dari antah berantah itu kemudian disebut planet "Alien".
Dipimpin Astronom Indonesia
Kita boleh berbangga karena tim penemu planet alien ini dipimpin astronom Indonesia, Johny Setiawan.Dr.rer.nat.  Meski gemilang di luar negeri, tak banyak orang Indonesia yang tahu siapa dan sepak terjang sang astronom.
Pria kelahiran 16 Agustus 1974 ini bekerja di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Jerman. Hebatnya, ia orang non-Jerman yang dipercaya berkali-kali sebagai ketua tim proyek.
Ia bergabung sebagai peneliti post-doctoral di MPIA, di Department of Planet and Star Formation sejak Juni 2003. Di tahun yang sama pula ia mulai memimpin penelitian di observasi bintang dan planet ESO La Silla. Selain itu, ia juga bekerja secara khusus di sejumlah projek seperti ESPRI (Pencarian Planet dengan PRIMA/ Phase-Referenced Imaging and Micro-arcsecond Astrometry).
Sebelum penemuan terbaru soal planet alien itu, Johny dan timnya menemukan sekitar 10 planet baru, meski tak semua dipublikasikan. Pada 2008, misalnya, ia dan timnya menemuka planet yang diberi nama TW Hya b. Planet tersebut mengelilingi bintang TW Hydrae itu berada di konstelasi Hydra yang berjarak 180 tahun cahaya dari Bumi.
Penemuan ini membuat kaget dunia astronomi. Sebab, dalam kurun waktu 12 tahun terakhir,  tak satu pun planet yang muncul dari bintang muda.

Pada 2005 tim peneliti yang sama juga berhasil menemukan planet ekstrasolar lain yang diberi nama HD 11977 b yang juga memberikan informasi tentang evolusi dari sistem tata surya lain berkaitan dengan eksistensi planet jika bintang induk kehabisan sumber energi.

Sebagai asli Indonesia, Johny menguasai bahasa ibu, Bahasa Indonesia. Dan pergaulannya di Eropa membuat ia  lancar berbahasa Jerman, Inggris, Spanyol, dan Prancis.
Selain bekerja di MPIA, Johny aktif memberikan ceramah soal astronomi, baik di Jerman maupun Indonesia.
Menurutnya, kegiatan sosial dan publik dalam komunitas ilmiah, dan hubungan antara akademisi, sains maupun non-sains sangat penting artinya untuk mentransfer ilmu pengetahuan dalam arah horisontal dan vertikal.
Selain kesibukan sebagai ilmuwan, Johny juga punya hobi memasak. Dia bisa memasak hampir semua jenis masakan tradisional Indonesia, yang kerap disajikan untuk kawan-kawannya sesama astronot.

Monster 'Yeti'

China Memulai Ekspedisi Ungkap Monster 'Yeti'


Kelompok yang terdiri dari ilmuwan China dan para penjelajah yang tergabung dalam Hubei Wild Man Research Association akan melakukan ekspedisi aneh. Mereka mencari mahluk mirip Yeti atau Bigfoot yang dikabarkan tinggal di hutan di atas gunung  di Provinsi Hubei.

Mahluk setengah mitos itu dinamakan 'yeren'. Ekspedisi ini diperkirakan akan menghabiskan dana 1 juta poundsterling.

Pencarian 'yeren' atau 'manusia liar' ini dilakukan hampir 30 tahun setelah China Academy of Science meluncurkan ekspedisi serupa di akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an, menyusul laporan penampakan mahluk aneh setinggi 6-7 kaki yang ditutupi bulu coklat kemerahan. 

Seperti diberitakan The Daily Telegraph, pada 1983 lalu, manusia liar berjenis kelamin wanita diduga mendatangi desa-desa, untuk mencari patner seksual. Ini jelas horor buat penduduk sekitarnya.

Sementara dilaporkan oleh Zhejiang Provincial Daily pada tahun 1983, seorang penduduk desa sedang tidur di dalam pondoknya di sebuah hutan di pegunungan ketika 'perempuan liar' bermata biru menerobos masuk dan mencabulinya.

"Dia terlalu takut untuk berteriak, juga terlalu lemah untuk melawan. Perempuan liar itu tidur dengannya beberapa menit, dan lalu pergi," demikian dimuat dalam harian Zhejiang.

Walaupun cerita tersebut sulit dipercaya, Hubei Wild Man Research Association menegaskan, ekspedisi yang mereka lakukan ini serius. Mereka bahkan membuka lowongan untuk relawan internasional, dan tentunya ingin mendapat dana sebesar 1 juta poundsterling.

"Kami membentuk lima tim untuk fokus melakukan pencarian di lima area kunci di mana 'yeren' dilaporkan ada," kata Wang Shancai, Wakil Presiden Hubei Wild Man Research  Association, seperti dimuat situs Telegraph, 12 Oktober 2010.  "Kita akan menggunakan metode paling modern dan terbaru, termasuk jebakan kamera," ujar Wang.

Seperti diberitakan Xinhua, ekspedisi ini adalah tindak lanjut dari ekpedisi yang pernah dilakukan pada 1977, 1980, dan 1981 yang mengklaim menemukan beberapa bukti keberadaan 'yeren' seperti jejak kaki, sample rambut, dan situs sarang 'yeren'.

Wang berdalih, ekspedisi kali ini tidak akan gagal menemukan mahluk liar itu seperti ekspedisi sebelumnya, yang ia nilai tak fokus.

Ada lebih dari 400 dokumen laporan penampakan 'yeren' yang konon  tinggal di cagar alam Shennongjia yang terletak di ketinggian 9.800  kaki di perbukitan Hubei Barat.

Hutan Shennongjia memang kaya akan cerita tahayul. Ini didorong oleh keberadaan banyak hewan albino, seperti beruang, rusa muntiak, monyet dan ular. Hutan ini telah menjadi obyek studi ilmiah selama beberapa tahun terakhir.

Laporan terakhir penampakan Yeti terjadi pada 2007. Namun, seperti diberitakan Xinhua -- itu mungkin penampakan spesies orang utan yang langka.

Selasa, 07 Desember 2010

Potret Galaksi Spiral Menakjubkan dari Hubble

Galaksi spiral yang ditangkap Teleskop Hubble (NASA)

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kembali mengeluarkan foto spektakuler galaksi di ruang angkasa.

NASA melalui Teleskop Hubble mengabadikan foto menakjubkan, sebuah galaksi spiral yang jaraknya triliunan mil dari Bumi.

Galaksi yang dinamakan NGC 4911 berbentuk melingkar, seperti roda. Galaksi itu terletak 320 juta cahaya dari Bumi -- tepatnya  di 'Coma Cluster' -- yang terdiri dari 1.000 galaksi dan kumpulan bintang-bintang yang mirip dengan Galaksi Bima Sakti.

NASA memberi judul gambar itu, 'Island Universe' atau 'Pulau Alam Semesta' -- menunjukkan wajah megah galaksi spiral di konstelasi Coma Berenices utara, di tengah lautan bintang-bintang.

Galaksi ini terdiri dari jalur yang kaya debu dan gas di dekat pusat lingkaran galaksi.

Juga siluet cahaya dari gugus bintang yang baru lahir dan awan hidrogen merah muda, yang mengindikasikan formasi pembentukan bintang masih berlangsung, belum mandeg.

Ilmuwan NASA mengatakan, kluster ini adalah salah satu koleksi terpadat dari galaksi terdekat di alam semesta. Dan akibat dari kepadatan ini, masing-masing galaksi seringkali berinteraksi secara 'sengit'.

Gambaran dengan warna natural dirilis oleh NASA dengan cara mengkombinasikan data dari tahun 2006, 2007, dan 2009. NASA juga merilis foto galaksi ini dengan resolusi tinggi.

Foto ini diambil menggunakan kamera termutakhir Hubble, Wide Field Planetary Camera 2 dan Advanced Camera for Surveys -- yang butuh exposure time selama 28 jam

Formasi tipis panjang, yang terlihat di sepanjang "lengan" dari galaksi utama, adalah hasil dari melintasnya galaksi terdekat, yang 'dengan bahaya' mendekat satu sama lain.

"Kamera beresolusi tinggi Hubble, dipasang agar memungkinkan untuk mengamati detail-detail samar", kata juru bicara NASA, seperti dimuat Telegraph.

"Galaksi dan spiral lainnya di dekat pusat kluster diubah oleh hentakan gravitasi galaksi di sekitarnya."

Asteroid Setara 100 Bom Nuklir Ancam Bumi

Asteroid (Corbis)

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sedang mempertimbangkan mengirimkan satelit tak berawak ke asteroid yang berpotensi menubruk Bumi.

Sasarannya adalah asteroid 1999 RQ36 -- yang punya peluang 1:1.000 menabrak Bumi sebelum tahun 2200. Ini tak main-main, meski peluang tak besar, jika asteroid itu menubruk Bumi, kerusakannya setara 100 bom nuklir yang diledakan sekaligus.

Berdasarkan analisa orbit asteroid itu, kemungkinan besar asteroid 1999 RQ36 akan menubruk Bumi pada 24 September 2182 -- para ilmuwan ingin mengumpulkan sample batu asteroid untuk membantu memperkirakan lintasannya secara lebih akurat.

Jika rencana NASA mendapatkan 'lampu hijau', satelit akan diluncurkan pada 2016 untuk memetakan dan mengumpulkan sampel asteroid -- yang lebarnya 1.800 kaki atau sekitar 548,64 meter.

Proyek  pengiriman satelit yang disebut 'OSIRIS-Rex' adalah satu dari dua 'finalis' dalam kompetisi untuk mencari pendanaan.

Pesaingnya adalah misi pendaratan di Planet Venus. Kedua proyek ini akan dibahas dalam lokakarya dua hari di Washington, yang dimulai Selasa 10 Agustus 2010. Proyak mana yang didahulukan akan diumumkan tahun depan.

NASA telah resmi mengklasifikasikan RQ36 sebagai asteroid 'berbahaya' saat ia melintas 280.000 mil dari Bumi. Dengan jaraknya yang makin mendekat dengan Bumi, asteroid ini lebih terjangkau dari yang lain.

Michael Drake, pimpinan proyek OSIRIS-Rex mengatakan, "menjadi asteroid yang paling gampang dijangkau berarti juga paling mungkin menabrak Bumi," demikian dimuat laman Telegraph.

Sementara, Clack Chapman, ilmuwan planet di Southwest Research Institute di Boulder, Colorado mengatakan dampak RQ36 adalah ledakan dahsyat yang menghancurkan.

"Akan sangat dahsyat, seperti 100 bom nuklir kuat meledak secara bersamaan, menciptakan kawah yang lebarnya sekitar 10 kilometer," tambah dia.

Panel pakar yang ditunjuk oleh Presiden, Barack Obama telah menyarankan, program ruang angkasa NASA masa depan harus melampaui Bulan. Ilmuwan lebih menyarankan misi pendaratan ke asteroid -- yang nyata mengancam Bumi.

Sementara, Badan Antariksa Eropa, European Space Agency pada 2008 mengumumkan,  mereka akan memilih sebuah asteroid kecil, kurang dari 0,6 kilometer, di dekat Bumi dan mengirim sebuah pesawat ruang angkasa untuk mengebor untuk debu dan puing-puing yang akan dianalisis.

NASA Usut Misteri Batu Bergerak Death Valley

Misteri Batu bergerak di Playa, Death Valley (Credit: NASA/GSFC)

Di dataran yang kering, batu-batu besar dan kecil meluncur dengan sendirinya.

Tak ada yang pernah melihat batu itu bergerak. Hanya jejak-jejak di atas permukaan tanah -- jadi satu-satunya bukti-- yang menunjukkan bahwa mereka benar-benar bergerak.

Fenomena itu bukan dari planet alien, tapi terjadi di sebuah lokasi di Bumi. Tepatnya di Racetrack Playa di Taman Nasional Death Valley, California.

Pergerakan batu itu masih jadi misteri bagi kalangan ilmuwan yang menelitinya sejak tahun 1940-an.

Ada dua teori utama mengenai penyebab fenomena ini. Yang pertama mengatakan, penyebabnya adalah lapisan es tipis di atas permukaan tanah. Lainnya, yakin penyebabnya kelembaban dan angin.

Seperti dimuat situs Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), 17 mahasiswa dan lulusan Lunar and Planetary Sciences Academy (LPSA) NASA's Goddard Space Flight Center di  Greenbelt baru-baru ini mengunjungi lokasi itu -- untuk menginvestigasi bagaimana batu-batu itu bergerak melintasi dataran yang nyaris kosong.

Beberapa batu diyakini bergerak secepat orang berjalan. Tapi, tak ada satupun pernah melihat batu-batu itu bergerak. Para ilmuwan juga belum menyimpulkan, apa sebenarnya yang membuat bebatuan bergerak.

Spekulasi yang beredar, karena dipindahkan hewan, pengaruh gravitasi, atau gempa bumi dengan cepat diabaikan, memberi ruang belajar dan spekulasi.

"Ketika melihat batu dan jejaknya yang menakjubkan, Anda akan memasuki ruang berisi ide tentang apa yang sebenarnya terjadi," kata Mindy Krzykowski, magang dari Universitas Alaska di Fairbanks.

Tim dibagi lima masing-masing dipimpin seorang ilmuwan Goddard. Tugas mereka, mengumpulkan data, koordinat GPS dari masing-masing batu dan memotonya.

Mereka menggali sensor kecil yang disebut Hygrochrons, yang atas seizin pihak Taman Nasional, telah terkubur tiga bulan sebelumnya. Sensor itu menangkap data suhu dan kelembaban.

Tim juga menandai batas jejak dengan paku payung, masuk ke celah-celah tanah liat untuk mengukur panjang, lebar, dan dalamnya. Mereka membenarkan pengamatan sebelumnya bahwa beberapa batu besar  bergerak lebih jauh dari yang kecil.

"Apa yang terjadi di Racetrack Playa begitu rumit. Tidak segera diketahui, data apa yang sebenarnya relevan," kata Brian Jackson, salah satu pemimpin tim.

Dia dan koleganya telah mempelajari Racetrack Playa sejak tahun 2006 dan baru-baru ini menerbitkan sebuah laporan yang  membandingkan situs itu dengan danau kering di satelit Saturnus, Titan.

Sempat  muncul spekulasi bahwa apa yang terjadi di Racetrack Playa memiliki unsur yang membantu mereka bergerak.

Namun,  batu-batu tersebut hanya batu dolomit gelap yang kebetulan ada di daerah dataran tinggi. "Batuan dolomit relatif umum. Justru lokasi di mana batu-batu itu ada  yang membuat mereka spesial," tambah Jackson.

Leva McIntire dari Seattle Pacific University, memiliki hipotesis lain.

Dia menduga bahwa batu bergerak oleh regelation -- proses yang biasanya berhubungan dengan gletser dan gunung-gunung.
Regelation disebabkan oleh perbedaan tekanan pada dua sisi objek. Air di satu sisi tetap cair dan bocor di sisi lain, memerangkap gelembung udara di sisi kedua, yang berbentuk es.
McIntire berpikir ini bisa terjadi pada playa tersebut. Dia mencatat bahwa ada formasi gelembung-seperti di tanah liat di samping batu tertentu.

"Teori ini mungkin dapat menjelaskan bagaimana memindahkan batu besar," katanya, "karena tidak memerlukan daya pengapungan dari batu."
Belum disimpulkan penyebab pasti pergerakan batu. "Tak semua masalah dalam ilmu planet terpecahkan," kata Mindy Krzykowski.

Hujan Meteor dan Tiga Planet Bermunculan

Gambar planet Fomalhaut b (AP Photo/NASA/ESA)

Jelang akhir pekan ini para warga di muka bumi disuguhkan tontonan menarik di langit. Di beberapa tempat, hujan meteor Perseid sudah muncul. Selain itu, bakal muncul pula sejumlah planet yang bisa disaksikan dengan mata telanjang di malam hari.

Menurut laman Space.com, warga yang berada di Kawasan Utara Bumi bisa menyaksikan hujan meteor Perseid pada Kamis malam waktu setempat (Jumat dini hari atau pagi WIB) hingga Jumat pagi (siang WIB). Bila tidak dihalangi awan, hujan meteor bisa disaksikan langsung setiap menit.

Selain awan, benda langit yang bisa mengganggu pemandangan hujan meteor itu adalah cahaya bulan purnama. Namun, kali ini, bulan itu tidak akan mengganggu.

Para astronom dan pengamat benda-benda angkasa di mancanegara berharap hujan meteor Perseid bisa menampilkan yang terbaik dan sesekali dapat menghadirkan letupan sinar. Menurut kalangann astronom, beberapa bola api dan ledakan meteor - yang disebut bolide - bisa terlihat jelas.

"Pada Sabtu malam [waktu AS], satu bolde bisa terlihat," kata Steve Lieber, anggota suatu komunitas astronomi di Long Island. "Tampilannya bakal seperti kilatan sinar dan diikuti oleh ekornya selama sekitar 15 atau 20 detik," lanjut Lieber. 

"Tampaknya tahun ini makin sering terjadi pemandangan meteor. Semoga tampilan hujan meteor itu sangat jelas," kata kolumnis Space.com, Joe Rao.

Sementara itu, planet Venus, Mars, dan Saturnus juga akan menampakkan diri. Tiga planet itu diperkirakan mulai terlihat sekitar Kamis malam atau Jumat disertai dengan kemunculan bulan sabit.

Mereka yang beruntung bisa melihat keempat benda angkasa itu dengan jelas di horison bagian barat begitu malam tiba. Selain itu, Jupiter akan terlihat seperti batu permata yang indah di langit bagian selatan

Dunia Syarat Menonton Benda-benda Luar Angkasa

Benda diduga meteor di Wisconsin, Amerika Serikat (AS) (AP Photo/University of Wisconsin-Madison Department of Atmospheric and Oceanic Sciences)


Jelang akhir pekan ini para warga di muka bumi disuguhkan tontonan menarik di langit. Di beberapa tempat, hujan meteor Perseid sudah muncul. Selain itu, bakal muncul pula sejumlah planet yang bisa disaksikan dengan mata telanjang di malam hari.

Namun, menurut laman Space.com, benda-benda angkasa itu tidak bisa disaksikan begitu saja di sembarang tempat. Waktunya harus malam hari dan tempat yang ideal harus yang gelap, jauh dari sinar lampu, dan langit pun harus bersih, serta tidak ada awan. 

"Bila langitnya bersih, para penonton bisa melihat puluhan meteor per jam antara tengah malam hingga dini hari," demikian menurut tim editor majalah StarDate.

Lokasi terbaik, menurut para pengamat, adalah yang berada jauh dari sinar lampu bangunan maupun lampu di pinggir jalan. Jangan jemu-jemu pula menyaksikan langit dari berbagai arah, karena benda-benda luar angkasa seperti meteor bisa muncul di mana saja.

Mengingat pemandangan seperti ini hanya bisa disaksikan di malam hari, maka para penonton juga harus mempersiapkan diri dengan baju hangat, selimut serta kursi.

"Rileks saja, sabar, dan biasakan mata beradaptasi dengan gelap," kata editor majalah Sky & Telescope, Robert Naeye. "Bila beruntung, Anda juga bakal melihat kilatan bintang rata-rata setiap menit," lanjut Naeye.

Kumpulan Plankton Terlihat dari Luar Angkasa

Satelit Badan Antariksa Eropa (ESA) mengabadikan foto kumpulan plankton di dekat Irlandia.

Meski berukuran mikroskopis, plankton bisa terlihat dari luar angkasa. Bahkan, ukurannya nyaris seluas wilayah Irlandia. Satelit Badan Antariksa Eropa atau European Space Agency (ESA) mengabadikan kumpulan plankton yang menurut para ilmuwan menyerupai sapuan kuas maestro pelukis Prancis, Claude Monet.

Gambaran elektrik plankton yang berwarna biru terekam oleh satelit yang jaraknya ratusan kilometer di atas Bumi. Gambar tersebut diabadikan Mei lalu oleh satelit Envisat.

Algae kecil dalam plankton tampak mengeluarkan klorofil saat menyerap matahari, hingga memberi warna laut dan memungkinkan terlihat dari luar angkasa. Kumpulan plankton itu akan menarik binatang-binatang laut.
Para ahli mengatakan plankton memegang peranan penting dalam kesehatan di Bumi. Sebab, mereka menghilangkan karbon dioksida di atmosfer seperti halnya tetumbuhan di darat. Mereka juga punya peran vital dalam rantai makanan di laut.

Bulan lalu pemerintah Inggris memperingatkan kenaikan suhu di permukaan laut, perubahan stok ikan dan menurunnya penangkaran burung laut sebagai akibat dari perubahan iklim.
Menurut laporan tahunan yang ditujukan bagi pemerintah oleh hampir 100 ilmuwan dari 40 organisasi Inggris terkemuka, ikan, termasuk plankton, bergerak menjauh ke utara, antara 50 km sampai 400 km selama 30 tahun terakhir. Penelitian menunjukkan, jumlah fitoplankton di lapisan atas laut telah menurun tajam selama abad terakhir. Para ilmuwan yang menulis dalam jurnal Nature bulan lalu juga mengatakan penurunan itu diduga kuat terkait dengan peningkatan suhu air laut. (Telegraph | kd)

Brazil Akan Publikasikan Penampakan UFO

 
Pemerintah Brazil memiliki perhatian tinggi atas munculnya  benda-benda langit misterius, seperti UFO. Brazil memerintahkan Angkatan Udara merekam secara baik setiap penampakan benda tak teridentifikasi itu.

Dokumentasi penampakan UFO itu bertujuan untuk kepentingan penelitian. Disebutkan pula, dokumentasi UFO juga untuk publikasi kepada masyarakat.

Dalam surat perintah yang masuk ke Angkatan Udara Brazil, pemerintah menginstruksikan agar militer mendata semua penampakan benda aneh.

Data-data itu diambil tidak hanya berasal dari kalangan militer, tetapi juga dari pesawat-pesawat komersial yang melihat piring terbang melintas. Data dan kesaksian juga diambil dari menara-menara kontrol di bandara.

Juru bicara pemerintah Brazil mengatakan, Angkatan Udara telah memiliki dokumentasi tentang UFO selama beberapa dekade.

Semua data dari masa lalu dan 'masa depan' itu baik dalam bentuk laporan tulisan, foto, dan video, akan disimpan Angkatan Udara setempat. Nantinya, data-data itu akan disimpan dalam Arsip Nasional Brazil di Rio de Janeiro.

Dalam surat perintah yang diterbitkan, pemerintah akan menyampaikan secara berkala tentang keberadaan UFO. Publikasi penampakan UFO akan terus disampaikan secara resmi kepada masyarakat.

Brazil adalah satu negara yang kerap menjadi langganan didatangi UFO. Penampakan UFO dilaporkan sejak tahun 1947 hingga 1996.

Pada 23 Juli 1947 seorang ahli topografi Jose Higgins menyaksikan benda berdiameter sekitar 45 meter, berwarna abu-abu, dan mendarat dengan 'kaki' di Bauru, Sao Paolo. Benda itu mendarat dan meninggalkan jejak lingkaran seperti cincin Saturnus.

Pada 1957 masih terkenal peristiwa di atas Benteng Itaipu. Dua penjaga benteng melihat 'bintang' yang terus membesar dan semakin lama semakin mendekat. Benda berbentuk piring terbang itu perlahan berhenti tepat di atas benteng.
Insiden ini terkenal dengan peristiwa gelombang panas di Benteng Itaipu. Seorang saksi mata jatuh pingsan, seorang lainnya berteriak meminta bantuan.

Data terakhir yang tercatat pada akhir Januari 1996 di Varginha di negara bagian Minas Gerais. Peristiwa ini populer dengan sebutan insiden 'Kecelakaan UFO'.

Sebuah benda asing berbentuk mirip kapal selam bercahaya, bergetar, mengeluarkan asap dan tidak bersuara terbang di atas kawasan peternakan. Benda itu hanya berada 5 meter di atas permukaan tanah. Benda itu lalu dilaporkan jatuh dan hancur berkeping-keping.

Saksi dari militer menyebut benda itu hancur dan puing yang dikumpulkan memiliki berat yang sangat ringan. UFO berbentuk cerutu itu dilaporkan jatuh pada dini hari jelang shubuh. (Associated Press)

Alien Lebih Tertarik Mempelajari Seniman


Para ilmuwan memperkirakan alien kemungkinan besar akan lebih tertarik mempelajari seniman lukis, Van Gogh dan komponis, Johann Sebastian Bach ketimbang mempelajari Einstein atau Newton.

Topik ini mengemuka dalam konferensi SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) di Mountain View, California, Amerika Serikat.

Seni diduga kuat lebih menarik perhatian para mahluk ekstraterresterial dibanding dunia akademis. Sebab, peradaban alien kemungkinan besar lebih tua dari Bumi dan lebih maju secara teknis.

Dan pengetahuan manusia, kemungkinan kecil mengandung  sains dan matematika yang tidak diketahui para alien.

"Apa yang mereka ingin tahu dari kita? Apa yang bisa kita tawarkan pada mereka," kata direktur komposisi pesan interstellar SETI, Douglas Vakoch, seperti dimuat situs Space.

"Jika peradaban mereka sangat maju, kita mungkin tak akan mengajarkan sains, tapi kita bisa berbagi rasa soal pengalaman kita di titik genting, tak tahu apakah kita bakal langgeng sebagai suatu spesies," tambah dia.

Peradaban alien yang lebih maju kemungkinan menghadapi ancaman spesies seperti kita. Bagaimana hidup berkelanjutan, untuk tidak menghancurkan diri sendiri.

Para ilmuwan berpendapat, cara terbaik mengajarkan bagaimana rasa menjadi manusia adalah dengan mediasi seni. Namun demikian, alien sangat berbeda dengan kita.

Seni bisa dipresentasikan dengan bahasa dan pola matematis yang lebih universal.

Pierre Schwob, penulis dan pencipta situs  ClassicalArchives.com menyarankan, potongan karya Bach "Goldberg Variations"  yang berpola matematis, akan bisa diakses para alien.

Gubahan Bach yang lain, juga karya komposer Antonio Vivaldi juga layak dipresentasikan. Bagaimana dengan Lady Gaga? "Saya tak berkomentar soal itu," kata Schwob.

Sementara untuk seni visual, seniman komik, Paul Duffied menyarankan menyodorkan karya lukisan pra-Raphael.

"Yang kaya tiga dimensi, nyaris fotografi -- bisa lebih mudah diinterpretasi," katanya. "Dan itu sangat ekspresif."

Belajar bagaimana alien menciptakan seni bisa menjadi salah satu aspek yang paling menarik untuk jadi tema hubungan.

"Jika kita bisa bertanya hanya satu pertanyaan, saya pikir mungkin  perntanyaan yang paling menarik, 'apakah Anda beragama," kata astronom senior SETI, Seth Shostak.

Konferensi SETI sedang diadakan tahun ini untuk merayakan ulang tahun ke-50 percobaan modern pertama yang bertujuan untuk mencari kehidupan cerdas di luar Bumi. Proyek itu disebut Ozma.

Menakjubkan, Ledakan Raksasa di Galaksi M87


Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merilis gambar letusan 'gunung raksasa' di galaksi besar M87 -- sesuai pengamatan satelit NASA, Chandra X-ray Observatory dan Very Large Array (VLA) milik National Science Foundation (NSF).

Kejadian menakjubkan itu diamati dari jarak sekitar 50 juta tahun cahaya. Meski beda galaksi, M87 relatif dekat dengan Bumi dan terdapat di pusat klaster Virgo -- yang terdiri dari ribuan galaksi.

Klaster yang mengelilingi M87 dipenuhi gas panas dalam bentuk sinar X-ray -- dideteksi oleh satelit Chandra dengan warna biru. Saat gas ini mendingin, ia bisa jatuh ke pusat galaksi -- lalu terus mendingin dengan cepat dan membentuk bintang baru.

Sementara, observasi radio VLA (merah) menunjukkan pancaran M87 merupakan partikel yang energik yang diproduksi oleh black hole (lubang hitam) yang menginterupsi proses ini.

Pancaran ini mengangkat gas yang relatif dingin di dekat pusat galaksi dan menghasilkan gelombang kejut di atmosfer galaksi --karena kekuatannya yang supersonik.

Interaksi 'ledakan' kosmik di lingkungan galaksi ini sangat mirip dengan letusan Gunung Eyjafjallajokull di Islandia yang terjadi 2010 ini.

Pada Eyjafjallajokull, kantung-kantung gas panas yang meledak di permukaan lava menghasilkan gelombang kejut yang bisa terlihat melalui asap abu-abu gunung berapi.

Gas panas ini kemudian naik ke atmosfer, yang juga menyeret abu gelap.

Proses ini dapat dilihat dalam film tentang gunung berapi Eyjafjallajokull di mana gelombang kejut merambat asap diikuti dengan munculnya awan abu gelap ke atmosfer. Awan inilah yang mengacaukan dunia penerbangan Eropa.

Dalam analogi Eyjafjallajokull, partikel-partikel energi yang dihasilkan di sekitar munculnya lubang hitam melalui sinar-X memancarkan atmosfer klaster -- mengangkat gas paling dingin di dekat pusat M87.

Ini mirip dengan gas vulkanik panas menaikan awan gelap berisi partikel-partikel abu. Dan seperti gunung berapi di Bumi, gelombang kejut dapat dilihat ketika lubang hitam (black hole) memompa partikel energi ke klaster gas. (NASA)

Astronot yang ke Mars Terancam Tua Mendadak


Manusia bermimpi menjelajah luar angkasa melampaui Bulan. Bahkan, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama punya target, pertengahan 2030-an, kita bisa mngirim astronot ke orbit Mars.

Mimpi Obama tidak hanya sampai di orbit, dia berharap bisa mengirim manusia pertama yang akan menginjakkan kaki di Mars.

Namun, sejumlah ilmuwan baru-baru ini mengingatkan bahwa mengirim orang ke Planet Merah bisa berbahaya. Sebab perjalanan luar angkasa dalam waktu panjang akan melelahkan fisik para astronot.  Dari berbagai kajian para ilmuwan menemukan bahwa para astronot akan kehilangan setengah dari kekuatan ototnya dalam misi ke mars itu. 

Contohnya, jika astronot yang ke Mars berusia antara 30 sampai 50 tahun, saat pulang ke Bumi, kekuatan otot mereka setara dengan kakek-kakek usia 80 tahun.  Jika sudah begitu, risiko perjalanan ke mars itu kian besar.

Tim peneliti yang dipimpin Robert Fitts, profesor biologi di  Marquette University di Milwaukee, Wisconsin, mengambil sampel jaringan dari betis sembilan astronot AS dan Rusia yang menghabiskan waktu enam bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Biopsi yang diambil 45 hari sebelum peluncuran dan sebelum kembali ke Bumi menunjukkan berhentinya pertumbuhan sel di area nol gravitasi.

Profesor Fitts menegaskan bahwa kehilangan massa serat dalam sel, juga kekuatannya, bisa diterjemahkan dengan penurunan lebih dari 40 persen kapasitas kerja fisik.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merancang perjalanan ke Mars dengan menggunakan teknologi roket saat ini, membutuhkan waktu tiga tahun -- termasuk masa tinggal setahun di Mars.

Jika demikian, penurunan otot-otot yang paling terkena dampak seperti betis bisa mendekati 50 persen. Saat kembali ke gravitasi Bumi, mereka akan sangat lemah, bahkan tidak mampu mengevakuasi diri saat kondisi darurat.

Laporan ini telah diterbitkan secara online dalam The Journal of Physiology -- versi cetaknya akan terbit bulan depan.

Kehilangan kekuatan otot telah diteliti sebelumnya dalam ilmu medis luar angkasa -- namun ini analisis pertama terkait misi dalam jangka waktu lama.

Meski demikian, Fitts mengatakan hasil dari tes ini tak seharusnya menghalangi manusia dari penjelajahan luar angkasa.  Sebab, lanjutnya, "Tanpa eksplorasi, kita akan mandeg dan gagal untuk meningkatkan pemahaman kita tentang alam semesta."

Hasil penemuan ini menunjukkan pentingnya latihan kebugaran bagi astronot -- baik di Bumi maupun saat mereka melakukan perjalanan.

Selain itu penurunan kebugaran tubuh itu,  astronot juga berisiko menderita sakit kanker sebagai akibat dari kerusakan DNA dari radiasi kosmik, hilangnya kepadatan tulang, dan tekanan mental akibat keterasingan.

Juni lalu, enam orang dari Eropa, Rusia dan Cina rela dikurung 520 hari untuk menjalani simulasi misi ke Mars.

Percobaan selama 520 hari itu merepresentasikan  250 hari untuk perjalanan ke Mars, 240 hari untuk kembali ke Bumi, dan 30 hari tinggal di permukaan Mars.

ALAM SEMESTA

Misteri Dark 'Energy' Alam Semesta
Dark matter (biru) di klaster galaksi raksas, Abell 1689 (NASA| Telegraph)

Para ilmuwan terus menyelidiki 'dark energy', salah satu misteri terbesar alam semesta.

Alam semesta akan terus berkembang selamanya. Demikian disimpulkan ilmuwan NASA dalam sebuah studi terbaru tentang salah satu teka-teki astronomi terbesar, 'dark energy' atau 'energi gelap'.

Para peneliti Badan Antariksa AS, NASA menggunakan Teleskop Hubble mengamati dark energy --  yang diyakini sebagai energi yang mendorong perkembangan alam semesta dalam kecepatan yang terus meningkat.

Ditemukan pada 1998, para astronom belum mendenifisikan apa kekuatan misterius itu -- kecuali bahwa kekuatan itu tak terlihat dan membuat 'bongkahan besar alam' semesta' sebesar  72 persen dari ukurannya.

Hampir seperempatnya, yakni 24 persen diyakini sebagai 'dark matter' atau 'materi gelap' yang juga misterius -- namun lebih mudah untuk dipelajari daripada 'energi gelap' karema efek gravitasinya.

Bagian yang tersisa dari alam semesta, sekitar 4 persen, dibuat dari unsur sama yang membentuk manusia, planet, bintang dan segala sesuatu yang terbuat dari atom.

Dengan menggunakan 'kaca pembesar raksasa galaksi' -- tim ilmuwan internasional yang dipimpin Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California -- menyimpulkan distribusi dark energy berarti alam semesta tak akan pernah berhenti tumbuh, berkembang.

Temuan ini, yang akan dipublikasikan alam jurnal Science Kamis 19 Agustus 2010 -- juga menemukan pada akhirnya dark energy akan mati dan menjadi seolah gurun dingin.

Para ilmuwan menggunakan Hubble dan teleskop besar milik Badan Antariksa Eropa (ESO), Very Large Telescope untuk mengobservasi bagaimana cahaya dari bintang yang jauh terdistorsi di dekat gugus atau klaster galaksi yang dinamakan Abell 1689.

Galaksi-galaksi tersebut -- yang ditemukan di konstelasi Virgo adalah salah satu klaster galaksi terbesar yang dikenal dalam ilmu pengetahuan.

Karena massanya yang besar, ilmuwan mengatakan itu 'seakan adalah sebuah kaca pembesar kosmik' yang menyebabkan cahaya membelok di sekitarnya.

"Kami harus mengamati semua sisi dari dark energy," kata Profesor Eric Jullo dari JPL, yang memimpin penelitian.

"Sangat penting untuk memiliki beberapa metode, dan sekarang kami mendapatkan yang baru, yang  sangat kuat."

"Yang saya suka tentang metode baru kami adalah bahwa ini sangat visual.  Anda secara harfiah bisa  melihat  gravitasi dan dark energy menikung di tampilan  latar belakang galaksi, ke dalam busur."

Ditambahkan dia, kesimpulan penelitian ini adalah, ilmuwan bisa mengatakan untuk kali pertamanya bahwa alam semesta melakukan ekspansi yang -- akan terus menerus berlanjut dan alam semesta akan berkembang selamanya.

Sementara, Priya Natarajan, kosmolog dari Yale University, yang merupakan bagian dari tim, menambahkan, tim akan mengaplikasikan teknik ini ke lensa gravitasi yang lain.

Sumber: VIVAnews 

 
Bulan Kini Mulai Mengkerut


Bulan, yang merupakan satelit alami bumi, ternyata mengkerut.  Hasil riset terbaru menunjukkan proses itu terlihat dari berbagai retakan pada kerak bulan. Retakan-retakan yang menyebabkan bulan menyusut itu terbentuk karena proses pendinginan selama miliaran tahun.

Alhasil, diameter benda yang tampak indah dari bumi itu berkurang sekitar 328 kaki atau 100 meter. Tentu saja perubahan ukuran itu tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Diameter bulan sendiri adalah sekitar seperempat dari bumi.

Peneliti menemukan 14 titik yang diyakini telah menyebabkan kerutan di kerak bulan, dalam bentuk seperti jurang yang curam. Hal itu dijelaskan Thomas R. Watters dari Pusat Pengamatan Bumi dan Planet-Planet dari Museum Antariksa dan Udara Smithsonian, AS.
Awalnya, peneliti menemukan lereng-lereng curam itu di garis khatulistiwa bulan. Tetapi belakangan, hal itu juga ditemukan di berbagai tempat lainnya. Tebing-tebing curam itu memanjang membentuk suatu kawah kecil yang cenderung menghilang dalam kurun waktu tertentu. Ini menunjukkan lereng-lereng itu terbentuk dalam waktu yang sangat panjang.

"Temuan yang paling menakjubkan adalah bahwa kontraksi itu masih terjadi dan menunjukkan bahwa kerutan bulan terus aktif," kata Watters. (Associated Press | kd)

(Berbagai Sumber)



 Temuan Megabintang Ancam Teori Black Hole

Sebuah bintang neutron yang memiliki medan magnet yang kuat mengancam teori evolusi bintang dan kelahiran lubang hitam (black hole).

Magnetar ini terletak di klaster bintang-bintang, Westerlund 1 yang jaraknya 16.000 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di rasi Ara, Altar.

Westerlund 1 ditemukan pada tahun 1961 oleh astronom Swedia. Westerlund 1 adalah salah satu klaster bintang terbesar di galaksi Bima Sakti -- terdiri dari ratusan bintang yang sangat besar -- di antaranya bersinar dengan kecemerlangan hampir sejuta kali Matahari. Beberapa bintang bahkan berukuran 2.000 kali diameter Sang Surya.

Dalam standar alam semesta, klaster ini masih berusia sangat muda. Bintang-bintang itu lahir dalam sebuah peristiwa tunggal, sekitar 3,5 juta hingga 5 juta tahun lalu.

Westerlund 1 adalah sisa-sisa beberapa magnetar galaksi -- jenis tertentu dari bintang neutron yang terbentuk dari ledakan supernova -- yang dapat menggunakan sejuta medan magnet, miliaran kali lebih kuat daripada Bumi.

Bintang Westerlund yang akhirnya menjadi magnetar tentunya memiliki setidaknya 40 kali massa Matahari. Demikian menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Astronomy and Astrophysics.

Sejumlah pertanyaan lantas muncul. Asumsi utama yang berkembang adalah bahwa bintang di antara 10 dan 25 massa Matahari akan membentuk bintang neutron.

Sementara, bintang di atas 25 kali massa Matahari akan menghasilkan lubang hitam (black hole) -- monster gravitasi yang terbentuk saat sebuah bintang sekarat, lalu kolaps ke dalam dirinya sendiri.

Menurut asumsi itu, induk magnetar seharusnya telah menjadi lubang hitam -- karena ukurannya yang besar. 

Namun menurut ilmuwan, ada alternatif lain. Bahwa bintang 'meramping' ke massa yang lebih rendah, memungkinkan dia menjadi bintang neutron.

Bagaimana itu terjadi? Jawabannya, kata laporan itu, terletak dalam dalam binary system: bintang yang menjadi magnetar lahir beserta pendamping bintang yang lain.

Saat berkembang, keduanya mulai berinteraksi, seperti kembaran yang jahat -- bintang pendamping itu mencuri massa dari leluhurnya. Hingga akhirnya leluhur bintang meledak menjadi supernova.

Menurut teori, pasangan ini terpisah oleh ledakan dan kedua bintang terlontar keluar dari klaster, hanya meninggalkan sisa-sisa pijar yang magnetar.

"Jika benar, ini menunjukkan bahwa sistem biner mungkin memainkan peran kunci dalam evolusi bintang," kata Simon Clark, yang memimpin tim.

Para ilmuwan  menggunakan Teleskop di Observatorium Eropa Selatan di Paranal, Chile, untuk membuat pengamatan.

Sistem biner ini bisa dikatakan sebagai "rencana diet kosmis '' untuk bintang kelas berat, yang bisa kehilangan lebih dari 95 persen dari massa awal mereka," katanya.


(Berbagai Sumber)



Potret Galaksi Spiral Menakjubkan dari Hubble
Galaksi spiral yang ditangkap Teleskop Hubble (NASA)

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kembali mengeluarkan foto spektakuler galaksi di ruang angkasa.

NASA melalui Teleskop Hubble mengabadikan foto menakjubkan, sebuah galaksi spiral yang jaraknya triliunan mil dari Bumi.

Galaksi yang dinamakan NGC 4911 berbentuk melingkar, seperti roda. Galaksi itu terletak 320 juta cahaya dari Bumi -- tepatnya  di 'Coma Cluster' -- yang terdiri dari 1.000 galaksi dan kumpulan bintang-bintang yang mirip dengan Galaksi Bima Sakti.

NASA memberi judul gambar itu, 'Island Universe' atau 'Pulau Alam Semesta' -- menunjukkan wajah megah galaksi spiral di konstelasi Coma Berenices utara, di tengah lautan bintang-bintang.

Galaksi ini terdiri dari jalur yang kaya debu dan gas di dekat pusat lingkaran galaksi.

Juga siluet cahaya dari gugus bintang yang baru lahir dan awan hidrogen merah muda, yang mengindikasikan formasi pembentukan bintang masih berlangsung, belum mandeg.

Ilmuwan NASA mengatakan, kluster ini adalah salah satu koleksi terpadat dari galaksi terdekat di alam semesta. Dan akibat dari kepadatan ini, masing-masing galaksi seringkali berinteraksi secara 'sengit'.

Gambaran dengan warna natural dirilis oleh NASA dengan cara mengkombinasikan data dari tahun 2006, 2007, dan 2009. NASA juga merilis foto galaksi ini dengan resolusi tinggi.

Foto ini diambil menggunakan kamera termutakhir Hubble, Wide Field Planetary Camera 2 dan Advanced Camera for Surveys -- yang butuh exposure time selama 28 jam

Formasi tipis panjang, yang terlihat di sepanjang "lengan" dari galaksi utama, adalah hasil dari melintasnya galaksi terdekat, yang 'dengan bahaya' mendekat satu sama lain.

"Kamera beresolusi tinggi Hubble, dipasang agar memungkinkan untuk mengamati detail-detail samar", kata juru bicara NASA, seperti dimuat Telegraph.

"Galaksi dan spiral lainnya di dekat pusat kluster diubah oleh hentakan gravitasi galaksi di sekitarnya."




 Cari Koloni Bumi, Jika Manusia Tak Mau Musnah

Astrofisikawan, Stephen Hawking kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Setelah melarang manusia melakukan kontak dengan mahluk luar angkasa atau alien, Hawking kini menyerukan agar manusia segera mencari koloni Bumi.

Hawking memperingatkan, manusia harus menjelajah alam semesta dalam beberapa abad, atau spesies manusia bisa punah.

Ia khawatir, karena manusia saat ini dalam bahaya besar. Masa depan spesies manusia, kata dia, 'berada di ruang angkasa'. Itu jika ingin selamat.

Dalam sebuah wawancara, Hawking mengatakan ancaman terhadap eksistensi manusia, seperti perang, penurunan sumber daya alam, dan overpopulasi berarti meningkatkan risiko hidup di Bumi berkali lipat.

"Sangat sulit untuk menghindar dari bencana dalam beberapa ratus tahun mendatang, apalagi dalam ribuan atau jutaan tahun ke depan," kata Hawking kepada situs Big Think, seperti dimuat laman Telegraph, 9 Agustus 2010.

"Satu-satunya agar manusia bisa bertahan dalam jangka waktu lama adalah untuk tidak tergantung pada Bumi. Manusia harus pindah, menyebar di luar angkasa," kata dia.

Dalam seratus tahun ini, tambah Hawking, manusia telah membuat kemajuan luar biasa dalam penjelajahan luar angkasa. Namun, ini belum cukup. "Ini sebabnya saya mendukung misi penerbangan luar angkasa."

Sebelumnya, Hawking sempat memperingatkan bahwa eksplorasi luar angkasa bukannya tanpa bahaya.

Dalam seri Discovery Channel, ia memperingatkan manusia untuk berhati-hati dalam melakukan kontak dengan bentuk kehidupan asing. Para alien itu mungkin tak ramah.

Namun, selama manusia adalah mahluk cerdas di galaksi ini, dan menghindari untuk menciptakan kehancuran yang berakibat pada diri sendiri, manusia akan selamat. 

"Saya melihat bahaya besar bagi umat manusia," kata Hawking.
Sebab, banyak keteledoran yang dilakukan manusia. Misalnya, krisis rudal Kuba tahun 1963. Hal seperti itu bisa meningkat di masa depan.

"Tapi aku optimistis. Jika kita dapat menghindari bencana selama dua abad berikutnya, spesies kita akan aman, karena kita menyebar ke ruang angkasa," kata Hawking.

Penyebaran ke luar angkasa tak semudah membalik telapak tangan. Mengekplorasi planet lain adalah tantangan yang berat. Apalagi mengkondisikannya sebagai koloni Bumi.

Itu diungkap astrofisikawan University of Michigan, Katherine Freese. Dia mengatakan, bintang terdekat dengan Bumi adalah Proxima Centauri yang letaknya sejauh 4,2 tahun cahaya.

Itu berarti bahwa, jika kita bepergian dengan kecepatan cahaya, perlu 4,2 tahun untuk sampai ke sana.

"Atau sekitar 50.000 tahun [waktu Bumi] perjalanan dengan menggunakan roket tercanggih saat ini."




Spektakuler Tumbukan Galaksi
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merilis foto  dan video spektakuler tumbukan dua galaksi.

Disebut sistem Galaksi Antennae  karena bentuknya seperti antrena. Ia terletak di 62 juta tahun cahaya dari Bumi -- disajikan dalam  gambar komposit dari Observatorium Chandra X-ray (warna Biru), teleskop Hubble (warna emas), dan teleskop Spitzer (warna merah).

Tumbukan yang terjadi sejak  lebih dari 100 juta tahun lalu ini memicu pembentukan  jutaan bintang di awan -- yang terbentuk dari debu dan gas -- di galaksi. Yang terbesar dari bayi bintang ini telah melampaui evolusi mereka dalam beberapa juta tahun meledak sebagai supernova.

Gambar X-ray dari Chandra menunjukkan awan besar yang panas, gas interstellar -- yang telah disuntik dengan unsur yang kaya  dari ledakan supernova. Gas ini kaya dengan elemen seperti oksigen, besi, magnesium, dan silikon -- yang akan digabungkan ke dalam unsur bintang atau planet baru.

Sementara, titik-titik terang dalam gambar disebabkan materi yang jatuh ke dalam lubang hitam (black hole) dan
juga neutron dari sisa-sisa bintang besar. Beberapa lubang hitam diperkirakan memiliki massa yang hampir seratus kali Matahari.

Sedangkan data dari  Spitzer menunjukkan cahaya inframerah dari awan debu hangat yang telah dipanaskan oleh bintang-bintang yang baru lahir -- dengan awan yang melayang berada di tengah dua galaksi.

Data Hubble menggambarkan bintang tua berwarna merah, filamen debu dalam warna cokelat, dan bintang-bintang yang baru lahir berwarna kuning dan putih. Objek redup dalam gambar optik adalah kelompok yang berisi ribuan bintang.



Benarkah Mars Mendekat ke Bumi 27 Agustus?

Akhir-akhir ini beredar kabar di internet bahwa Planet Mars akan mendekat ke Bumi pada 27 Agustus. Dikatakan bahwa dilihat dengan mata telanjang, planet merah itu akan terlihat sebesar bulan purnama dari Bumi.
Saat itu, Bumi seakan-akan memiliki dua bulan.

Pesan yang beredar ini bukan kali pertamanya. Pesan yang sama telah beredar pada 2004 lalu -- dalam format email -- berjudul 'Mars Spectacular' yang dikirim oleh sumber anonim. Namun, tak disebutkan di tahun berapa, momentum 27 Agustus itu akan terjadi.

Berita ini menyebar dengan cepat melalui dunia maya. Isi email itu, pada 27 Agustus Mars akan mendekat ke Bumi, hanya dalam jarak 34,65 mil (55 juta kilometer), peristiwa langka yang terjadi dalam 60.000 tahun terakhir. 

Selain penampakan Mars sebesar penampilan Bulan, mendekatnya planet itu ke Bumi akan menimbulkan masalah gravitasi pada Bumi, membuat masalah pasang surut yang mengganggu.

Untungnya kabar mendekatnya Mars ke Bumi adalah berita bohong.  Menurut juru bicara  Planetarium Scienceworks, Rohan Astley, email yang sama terus beredar setiap tahun, mendekati Bulan Agustus.

Ditambahkan dia, memang Mars pernah mendekat ke Bumi, tapi bukan tahun ini.

"Mars memang pernah mendekat ke Bumi pada Agustus 2003, namun penampakan planet merah itu hanya jelas terlihat melalui teleskop, tidak dengan mata telanjang," demikian dimuat laman News.com.au, Senin 9 Agustus 2010.

Seperti dimuat laman Space, 27 Agustus yang dimaksud oleh email itu, adalah 27 Agustus 2003, saat Mars mendekat ke Bumi dalam jarak 55,7 juta kilometer.
Teleskop Hubble saat itu mengabadikan gampar spektakuler dari Mars. Namun saat itu, dengan mata telanjang, Mars hanya terlihat tak lebih dari bintang oranye terang, sama sekali tak terlihat seperti bulan purnama.

Tahun 2010 ini, Mars akan terlihat kecil, tak semencolok penampakannya pada 2003.


Bulan Ini, Tiga Planet Bermunculan
Gambar planet Jupiter saat dihantam benda asing (kiri atas) (AP Photo/Anthony Wesley)

Bulan Agustus adalah saat yang tepat bagi pengamat astronomi, terutama yang gandrung mengamati benda-benda angkasa di sekitar Bumi. Pasalnya, di bulan ini banyak pemandangan angkasa yang bisa dinikmati dan dipelajari.

Dalam beberapa hari mendatang, tiga planet paling terang di galaksi Bima Sakti bisa disaksikan langsung dari Bumi. Planet Venus, Mars, dan Saturnus bisa dilihat saat mereka saling mendekat.

Seperti dikutip dari laman Space.com, pada malam 7 dan 8 Agustus waktu AS, tiga planet tersebut hanya akan terpisah lima derajat satu sama lain dan bisa disaksikan di langit barat selepas senja. Pemandangan terbaik dari trio planet ini hanya bisa disaksikan 60 hingga 90 menit setelah matahari tenggelam sebelum mereka akan makin tenggelam dan tidak lagi berada di atas horison.

Bersama-sama mereka akan membentuk formasi segitiga. Bagi pengamat amatir, berikut trik mengidentifikasi masing-masing planet. Venus adalah planet terbesar dan paling terang dibanding Mars dan Saturnus. Planet Saturnus akan berada tepat di samping Venus, dengan warna kekuningan. Kemudian, Planet Mars yang akan berada di atas kedua planet tersebut, memancarkan warna kemerahan.

Bulan akan ikut meramaikan pemandangan alam semesta ini pada 12 Agustus malam hingga menjelang 13 Agustus. Saat itu, Bulan dalam bentuk sabit akan berada di sisi kiri Venus dengan Mars di atas mereka dan Saturnus di sisi bawah. Dan jangan lupakan Merkurius yang akan berdiam di bawah kumpulan benda angkasa tadi. Semua akan berkumpul di horison barat.

Dua pekan pertama bulan Agustus menjadi saat yang baik untuk menyaksikan Merkurius, planet yang relatif belum tereksplorasi tersebut. Pada 12 Agustus, Bulan yang nanti tampak lebih tipis, akan berada di atas Merkurius.

Akhirnya, pada 27 Agustus, Bulan dalam bentuk nyaris purnama akan terletak di bahwa Yupiter, raja para planet. Saat itu, tengoklah ke langit timur mulai pukul 9 malam.


 Penampakan 'Mata Banteng' di Planet Mars
Mata banteng di Mars ( NASA/JPL/University of Arizona)

Sebuah penampakan 'mata banteng' di Planet Mars dikirim ke Bumi dari kamera berteknologi tinggi milik Badan Antariksa AS, NASA yang mengorbit di planet merah itu.

Foto kawah yang tak biasa ini diambil oleh kamera High Resolution Imaging Science Experiment (HiRISE) yang dipasang pada satelit  Mars Reconnaissance Orbiter.

Foto ini dirilis NASA baru-baru ini. Meski sebenarnya Mars Reconnaissance Orbiter memotret kawah unik itu pada 9 Juli 2010 lalu. Lokasinya di 46,6 derajat lintang dan 194,9 derajat Bujur Timur pada permukaan Mars.

Kini tugas para ilmuwan untuk mengungkap apa sebenarnya yang menyebabkan adanya tonjolan di pusat kawah Mars.

Apakah itu merupakan produk lapisan bawah permukaan Mars atau tercipta akibat dampak tubrukan.

"Tubrukan di lapisan Mars bisa diakibatkan material kuat atau lemah, misalnya kaya es dengan tidak non-kaya-es, menghasilkan terasering seperti yang terlihat antara lubang bagian dalam dan bagian luar," tulis Sarah Milkovich, anggota tim sains HiRISE di University of Arizona, seperti dimuat Space.

Sebelumnya, para ilmuwan telah memeriksa kawah bertingkat untuk memperkirakan ketebalan lava yang mengalir di Bulan dan di beberapa tempat lain.

"Sublimasi yang merata dan erosi periglacial bahan es yang kaya terbuka di bagian dalam kawah dapat menjelaskan mengapa tonjolan itu relatif sedikit melenceng, tidak tepat di tengah, dari teras dan tepi kawah yang lebih besar," tulis Milkovich. Tonjolan di tengah kawah 'mata banteng' juga bisa dijelaskan dengan teori bahwa itu adalah dampak tubrukan.

Sebelumnya, HiRISE mengungkap penampakan wajah Mars yang diambil satelit Viking 1 milik Amerika Serikat pada 25 Juli 1976. Penampakan itu memicu ribuan teori konspirasi.

HiRISE menunjukkan wajah manusia di Mars adalah bukit batu besar di tengah gurun pasir.

Gambar yang dihasilkan HiRISE adalah foto terdekat dari obyek fenomenal itu. HiRISE mengambil gambar tersebut dari satelit Reconnaissance yang mengorbit 300 kilometer di atas Mars -- jauh lebih dekat dari posisi tahun 1976, 1.873 kilometer.
WAJAH DI MARS


Kehidupan Mars, Cari Buktinya di Nili Fossae
Nili Fossae di Mars (CSM/NASA)
Pencarian kehidupan lain di luar angkasa kini mengarah ke dua tempat. Pertama, Titan. Satelit Saturnus itu memiliki danau metana dan etana, serta Enceladus, dengan uap-uap air -- kondisinya seperti tempat yang bisa ditinggali sebuah kehidupan.

Fokus kedua mengarah ke Mars, yang terdekat dengan Bumi. Sebab, planet merah itu memiliki deposit sulfat. Di Bumi, sulfat adalah lokasi penyimpanan  organisme kuno.

Besar kemungkinan, sulfat di Mars juga menyimpan rekam jejak kehidupan, sama halnya di Bumi.

Seperti dimuat situs Christian Science Monitor (CSM), di Mars terdapat lokasi yang yang kaya mineral yang disebut Nili Fossae.

Ini diduga adalah lokasi utama pencarian jejak-jejak kehidupan purba di Mars yang mungkin ada sekitar 4 juta miliar tahun yang lalu.

Dalam telaahnya, para ilmuwan menggunakan instrumen dari satelit NASA, Mars Reconnaissance Orbiter untuk mempelajari batuan lempung karbonat yang ada di permukaan Mars. Lapisan itu diduga kuat merupakan peninggalan era kuno Mars yang disebut juga Periode Noachian.

Para ilmuwan tak menyimpulkan bahwa Nili Fossae adalah bukti aktual keberadaan mahluk hidup di Mars. Baru sekedar kemungkinan.

"Kami berpendapat, aktivitas hidrotermal di Nili Fossae menyediakan energi untuk aktivitas biologis di Mars di masa-masa awal," kata ilmuwan pencari mahluk ekstraterresterial Search for Extraterrestrial Intelligence Institute (SETI), Adrian Brown.

Tamuan ini akan dijelaskan dalam jurnal Earth and Planetary Science Letters.

Brown dan koleganya mempelajari pembentukan hidrotermal batuan tanah liat-karbonat di daerah Nili Fossae di Mars.

Hasil penelitian mereka menunjukkan ada kesamaan antara formasi batuan karbonat di Nili Fosae dengan jejak kehidupan dan biologis awal di Bumi, khususnya di wilayah Australia Barat.

Kondisi Nili Fossae mirip daerah East Pilbara di Australia Barat -- yang menyimpan bukti keberadaan kehidupan di masa awal Bumi.

"Dalam artikel itu, kami membahas potensi  Archean vulkanik di daerah Pilbara Timur Barat Australia sebagai analog untuk Noachian Nili fossae di Mars," kata Brown.

"Mereka mengindikasikan adanya biomarker --  atau bukti dari keberadaan organisme hidup."

Nili Fossae adalah salah satu dari tujuh calon lokasi pendaratan pesawat tak berawak NASA, Mars Science Laboratory, dalam misi berikut.


Bumi Dibombardir Sinar Kosmik Bintang Mati
Partikel-partikel itu tiba bukan dalam kondisi "seragam" dari semua arah. 

Sinar kosmik dengan pola aneh tak beraturan membombardir Bumi dari luar angkasa. Fenomena ini ditangkap oleh eksperimen IceCube Neutrino Observatory yang dibangun jauh di dasar lapisan es Antartika.

Sinar kosmik merupakan partikel energi tinggi di angkasa luar yang diduga berasal dari sisa-sisa bintang mati. Namun, IceCube mendeteksi bahwa partikel-partikel itu tiba bukan dalam kondisi "seragam" dari semua arah.

Seperti dilansir Livescience.com, edisi 30 Juli 2010, studi menunjukkan bahwa sinar kosmik berlebih datang dari satu bagian di langit, dan sinar kosmik yang kurang kadarnya datang dari bagian lain.

"IceCube sebenarnya bukan dibangun untuk mengamati sinar kosmik. Sinar kosmik hanya dianggap latar belakang saja," kata peneliti dari University of Wisconsin-Madison, Rasha Abbasi.

Studi-studi sebelumnya telah menemukan adanya kemiripan kemiringan (yang disebut anisotropy) di langit di atas Kutub Utara Bumi. Namun, baru kali ini ilmuwan melihat pola-pola aneh tersebut di langit benua paling ujung selatan planet Bumi.

"Namun, kami punya miliaran event mengenai sinar kosmik yang kemudian menjadi sangat menarik," tambahnya.

Abbasi mengatakan, salah satu penjelasan untuk mengungkap misteri sinar kosmik ini adalah bahwa sebuah bintang kemungkinan mati dalam ledakan supernova di yang relatif dekat dengan (Kutub Selatan), dan sisa-sisa ledakan itu mungkin bercampur membentuk sinar kosmik yang mendominasi sinyal-sinyal yang diterima oleh IceCube.

"Pada awalnya, kami tidak tahu apa yang harus kami harapkan," kata Abbasi. "Melihat anisotropy ini meluas ke langit Kutub Selatan merupakan hasil tambahan dari efek-efek misterius, entah itu karena daerah magnetis yang mengelilingi kami atau karena sisa-sisa ledakan supernova di sekitar sini," terang Abbasi.

Apakah misteri tersebut bisa diungkap atau tidak, observasi ini bisa membantu ilmuwan untuk lebih memahami sinar kosmik yang terbentuk. Penemuan oleh IceCube mengenai sinar kosmik ini dijelaskan secara detail dalam jurnal Astrophysical Journal Letters edisi 1 Agustus 2010.


Badai 'Setan' Terekam di Mars
Badai 'setan' di Planet Mars (NASA)
Setelah hampir enam tahun, wahana Opportunity milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menjelajahi planet Mars. Pertamakalinya, wahana ini merekam badai debu 'setan' sejak enam tahun lalu.

Seperti dilansir Space.com, edisi 29 Juli 2010, gambar yang ditampilkan Opportunity tidak seperti rekaman gambar yang ditampilkan robot kembar Spirit.

Opportunity memperlihatkan formasi angin seperti tornado dengan jelas. Gambar badai debu 'setan' itu berulang kali terekam.

Gambar badai itu diambil pada 15 Juli dengan menggunakan kamera panorama bertiang yang juga biasa digunakan di pegunungan. Opportunity berhasil mengambil gambar badai berikut dengan kolom ketinggian anginnya yang berpilin.

"Ini adalah gambar pertamah badan setan yang dikirim Opportunity," kata Mark Lemmon dari Universitas A&M Texas, yang juga anggota tim penjelajah.

Opportunity mengambil gambar ketika melihat badai itu di sekitar tenggara Planet Merah. Jaraknya sekitar 70 meter dari pusat pengambilan gambar.

Saat terjadi badai debu itu, Wahana Opportunity dan robot kembar Spirit sedang terkepung badai. Tetapi, gambar yang berhasil diambil Opportunity dinilai lebih baik.

Wahana ruang angkasa yang berada di Mars itu memiliki kemampuan fotografi. Maka itu, kejadian yang terekam ini merupakan momen langka. Posisi badai itu terletak di Meridiani.

Badai ini angin yang berputar-putar ini mungkin sudah lumrah dan biasa bagi dua wahana NASA itu. Tetapi, dengan terekamnya kejadian itu dengan baik dapat memberikan manfaat bagi peneliti.

Opportunity dan Spirit mendarat di Mars pada 2004. Misi awalnya hanya berlangsung selama tiga bulan pertama.


Meteor Jatuh di Tengah Pertandingan Kriket
Meteor Jatuh di Afrika Selatan (youtube.com)
Dua penonton kriket di Sussex, Inggris tidak menyangka menyaksikan peristiwa yang langka. Jan Marszel (51) dan Richard Haynes (52) melihat meteor jatuh di lapangan kriket.

Seperti dilansir Telegraph.co.uk edisi 27 Juli 2010, batu meteorit itu melintas dan disaksikan dua penonton kriket yang sedang menyaksikan jalannya pertandingan.

Batu meteorit yang berukuran panjang sekitar 5 inchi itu dipercaya berusia 4,5 miliar tahun. Saat terjatuh dan menghujam tanah, batu itu pecah menjadi dua bagian.

"Kami sedang duduk di dekat pembatas pagar. Tiba-tiba, kami melihat benda kecil gelap menuju ke arah kami. Batu itu pecah menjadi dua bagian. Satu ke arah dada saya, satu lagi ke arah pembatas," kata Marszel yang juga konsultan IT.

Benda itu mendarat hanya sekitar dua meter dari tempat Marszel. Pasangan ini akhirnya memutuskan untuk menyimpan dua bagian meteorit untuk disimpang sebagai kenang-kenangan bersejarah.

Haynes, yang juga seorang pensiunan tidak menyangka apa yang dilihatnya. Saat melihat ke langit, dia melihat ada benda hitam melintas di hadapannya.

"Pada saat yang sama kami mendongak. Kami melihat benda hitam ke arah kami. Tapi kami tidak tahu apa itu," ujar Haynes .

Dia melihat sendiri benda itu datang dari langit. Mereka yakin batu itu bukanlah perbuatan orang iseng yang melempar.

"Kami lihat batu meteorit itu dari langit, dan langsung menghujam tanah. Itu benar-benar meteorit," kata dia.

Dr Matthew Genge, pakar meteorit dari Imperial College, London mengatakan, "Jika benda itu terbukti meteorit, maka ini kejadian yang sangat langka," kata Genge.

Menurut dia, kejadian ini sangat menarik. "Bila terbukti, ini menjadi meteorit pertama di Ingrris sejak 1992. Benda itu memiliki rahasia terbentuknya tata surya kita.


Asteroid 1999RQ36 Mengancam Bumi pada 2182
Asteroid (Corbis)

Sebuah asteroid berukuran besar memiliki kemungkinan terhempas ke Bumi.

Asteroid yang disebut 1999RQ36, memiliki peluang  menabrak Bumi 1: 1.000 pada tahun 2182 -- seperti diungkapkan ilmuwan, Maria Eugenia Sansaturio dari Universidad de Valladolid, Spanyol.

Sansaturio dan beberapa ilmuwan lain menggunakan model matematika untuk menentikan risiko asteroid 1999RQ36 menabrak Bumi pada tahun 2200.

Namun, mereka menemukan risiko itu datang 18 tahun lebih awa' Ada dua peluang potensial asteroid menabrak Bumi di tahun 2182.

Detil penelitian ini dimuat dalam jurnal ilmiah, Icarus.

Asteroid 1999 RQ36 ditemukan pada tahun 1999, ukuran panjangnya sekitar 560 meter. Batu angkasa sebesar ini -- menurut National Academy of Sciences -- bisa menyebabkan kerusakan secara luas di Bumi.

Para ilmuwan telah melacak asteroid orbit 1999RQ36 melalui pengamatan optik dan 13 survei radar. Namun masih ada ketidakpastian yang disebabkan dorongan lembut yang diterima dari efek Yarkovsky.

Efek Yarkovsky -- namanya sama dengan insinyur Rusia, IO Yarkovsky -- menggambarkan asteroid memperoleh momentum dari radiasi termal yang dipancarkan dari 'sisi gelap'-nya.

Selama ratusan tahun, efek tersebut memiliki pengaruh yang substansial pada orbit asteroid.

Sansaturio dan rekan-rekannya menemukan bahwa melewati tahun 2060, tipis kemungkinan tabrakan terjadi antara 1999RQ36 dengan  Bumi.

Namun, peningkatan ganjil terjadi pada 2080 -- saat orbit asteroid mendekati Bumi.

Asteroid lalu akan menukik dan menjauhi Bumi -- kemudian pada tahun 2162 dan 2182 --kembali berayun mendekat ke Bumi. Ini adalah tarian orbital yang rumit, yang membuat penjabaran makin sulit dilakukan.

"Risiko dari kompleksitas dinamik ini tak hanya memunculkan kemungkinan dampak yang besar, tapi juga prosedur defleksi yang realistis (deviasi jalan) hanya dilakukan sebelum 2080, atau sebelum 2060," kata Sansaturio.

Dia menambahkan, setelah tahun 2080, Bumi  akan lebih sulit untuk menangkis asteroid.

Penemuan ini menguatkan pendapat bahwa  bahwa pemantauan dampak asteroid  harus lebih dari 80 atau 100 tahun sebelum bencana tiba. "Mungkin satu abad sebelumnya."

Dengan memperluas rentang waktu, para ilmuwan akan punya peluang lebih besar untuk mengidentifikasi batuan ruang angkasa yang paling mengancam dengan waktu yang cukup -- untuk mempersiapkan teknologi dan finansial, mencegah kehancuran di Bumi.


Ditemukan, 100 Planet Mirip Bumi
Ini menguatkan dugaan kemungkinan bahwa manusia Bumi tidak sendirian di jagat raya.
Teleskop Kepler menemukan lebih dari seratus planet yang besarnya seukuran Bumi. Penemuan tersebut terjadi beberapa pekan lalu setelah Kepler memindai langit untuk menemukan keberadaan planet yang mengorbit bintang.

Penemuan ini menguatkan dugaan mengenai kemungkinan bahwa manusia Bumi tidak sendirian di jagat raya ini.

Ilmuwan menduga ada sekitar seratus  planet di Galaksi Bima Sakti dengan kondisi yang sesuai, yang memungkinkan terjadi kehidupan. Mereka berharap bisa mengidentifikasi sekitar 60 planet mirip Bumi ini dalam kurun dua tahun mendatang.

Pakar astronomi, Dimitar Sasselov, seperti dikutip dari laman Daily Mail, mengatakan, bahwa teleskop mengungkap 140 planet berbeda yang memiliki ukuran mirip Bumi. "Penemuan luar biasa ini memenuhi impian Copernicus," kata Sasselov.

Kepler, yang diluncurkan Januari tahun lalu, menemukan planet-planet dengan mendeteksi tiap kali sebuah planet melintasi satu sisi sebuah bintang. Planet-planet tersebut lewat dengan sangat cepat dan hanya bisa tertangkap oleh teleskop.

Sasselov memaparkan penemuan Kepler dalam konferensi TEDGlobal di Oxford pekan lalu. "Kehidupan adalah sistem kimia -- kehidupan membutuhkan sebuah planet, air, dan bebatuan, dan kimia kompleks untuk mengawali kehidupan dan bertahan," kata Sasselov.

"Masih banyak yang perlu dilakukan dengan data-data statistik ini, tetapi jelas ada planet mirip Bumi di luar sana. Galaksi Bima Sakit kita kaya akan jenis planet seperti itu," lanjutnya.

Pada tahap berikutnya, tim ilmuwan akan mempelajari semua calon planet dan mencoba meneliti planet mana yang memiliki lingkungan untuk makhluk hidup. Sasselov mengatakan, dalam 15 tahun terakhir, hampir 500 planet ditemukan mengelilingi bintang lain di galaksi, tetapi hingga sekarang, hanya beberapa yang dinilai memiliki kemiripan dengan Bumi.


Bintang Ini 20 Kali Lebih Besar dari Matahari
Bintang muda IRAS (kiri atas) difoto oleh Teleskop Spitzer milik NASA (NASA/JPL-Caltech/ESO/Univ. of Michigan)

Menurut pantauan teleskop NASA, bintang IRAS berjarak 10.000 tahun cahaya

Suatu teleskop luar angkasa berhasil memotret sekumpulan bintang yang berada di galaksi lain. Salah satunya adalah sebuah bintang muda yang diyakini berukuran 20 kali lebih besar dari matahari.

Demikian ungkap ilmuwan yang bekerja sama dengan peneliti dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Peneliti NASA, Stefan Kraus dan astronom dari Universitas Michigan, Ann Arbor, mengungkapkan bahwa penemuan itu dalam rangka meneliti bagaimana bintang-bintang besar lahir di jagat lain.  

Seperti dikutip di laman resmi NASA, Rabu 14 Juli 2010, Kraus mengungkapkan bahwa Teleskop Luar Angkasa milik NASA, Spitzer, berhasil merekam gambar suatu bintang yang dinamakan IRAS 13481-6124. Gambar dari Teleskop Spitzer itu juga didukung oleh pantauan dari stasiun teleskop di Chile.

Bintang itu berlokasi di konstelasi Centaurus, yang berjarak 10.000 tahun cahaya. Massa IRAS 20 kali lebih besar dari matahari. "Ini merupakan kali pertama benda seperti itu bisa terpantau," kata Kraus.

Melalui pencitraan Spitzer, para peneliti juga menyaksikan bahwa bintang itu dikelilingi oleh kumpulan gas dan debu sehingga menyerupai cakram. Fenomena seperti juga terjadi pada bintang-bintang yang lain. "Cakram itu sangat mirip dengan apa yang telah kami lihat pada bintang-bintang muda, yang bentuknya lebih kecil, namun tetap saja besar," kata Kraus.

Menurut dia, gambar dari Spitzer kali ini menghasilkan citra yang lebih jelas dari yang pernah diperlihatkan sehingga membantu para ilmuwan untuk memahami lebih baik akan lahirnya bintang di jagat lain.


Peneliti Yakin Bumi Kiamat Tiap 27 Juta Tahun
 Lalu di tahun berapa kiamat berikut akan terjadi? 2012? 
Para peneliti kini 99 persen yakin bahwa peristiwa kehancuran massal di Bumi terjadi secara reguler, seteratur jarum jam berputar. Begitulah temuan para ilmuwan dari Universitas Kansas dan Smithsonian Institute di Amerika Serikat setelah mereka memetakan semua armagedon sejak 600 juta tahun yang lalu. Astrofisikawan dari Universitas Kansas, Dr. Adrian Melott, dan palaeontologis dari Smithsonian Institute, Dr. Richard Bambach, mengungkapkan dalam kurun waktu itu kiamat di Bumi terjadi setidaknya tiap 27 juta tahun sekali.

Dan penyebab kiamat mendatang, menurut para peneliti itu, ternyata bukanlah pemanasan global.
Lalu apa?
Planet kita selalu melintasi hujan komet tiap 27 juta tahun, dan ternyata sangatlah jarang Bumi berhasil lolos dengan selamat. Selama 20 kali melewati cobaan maut itu, Bumi hanya berhasil lolos dari lubang jarum dan mempertahankan sebagian besar organisma biologis yang hidup di atasnya, sebanyak enam kali saja.
Yang paling terkenal adalah bencana dahsyat 65 juta tahun lalu, saat asteroid selebar 15 kilometer menghantam Bumi--di titik yang sekarang merupakan wilayah Meksiko--dengan kekuatan miliaran kali bom atom dan lalu menyapu habis Dinosaurus dari muka Bumi.
Lebih celaka lagi, periode putaran kiamat ini tak akurat betul. Terkadang, asteroid-asteroid menghantam semua makhluk hidup di muka bumi, 10 juta tahun lebih cepat dari yang semestinya.
Tapi, janganlah buru-buru panik. Masih ada kabar baik.
Ini menyangkut Nemesis, bintang kembar gelap dari matahari. Selama ini, Nemesis selalu dituding jadi biang keladi. Teori umumnya begini: tiap 27 juta tahun sekali, Nemesis melintasi sabuk raksasa debu dan es yang disebut awan Oort, dan gara-gara itu lalu melontarkan komet-komet ke Bumi.
Sekarang, para ilmuwan mengatakan: karena skenario kiamat terjadi secara begitu reguler, Nemesis tidaklah mungkin jadi penyebab utama karena orbitnya akan mengalami perubahan dalam kurun waktu sebegitu lama.
Tapi, ini bukan berarti bahwa Nemesis--yang terletak sekitar satu tahun cahaya dari matahari--tidak akan lagi menyemburkan komet-komet awan Oort-nya ke seantero galaksi kita. Sekarang ini, komet-komet itu sedang menghajar planet-planet lain di luar Bumi.
Jadi, karena armagedon terakhir terjadi 11 juta tahun lalu, maka berdasarkan teori ini, Bumi baru akan kiamat pada tahun 16.002.010--bukan dua tahun mendatang, seperti yang difilmkan Roland Emmerich di "2012."
Artinya, silakan Anda menghirup nafas lega-lega--sepanjang pemanasan global tak segera menciptakan kiamat yang lain.



Rahasia Di Balik Ukuran Raksasa Jupiter


Jupiter adalah planet terbesar di tata surya. Ukurannya 120 kali dari Bumi. Namun, pengukuran terbaru melalui pesawat luar angkasa mengungkapkan inti planet itu paling banyak berukuran 10 kali lipat dari planet yang kita tinggali.

Studi terbaru tentang Jupiter menemukan bahwa, planet raksasa itu memiliki inti yang sangat kecil dibandingkan dengan ukurannya yang besar. Ilmuwan meyakini, Jupiter jadi planet terbesar di Galaksi Bima Sakti karena ia menelan planet-planet kecil lainnya, sebelum membesar. 

Seperti dimuat dalam situs sains, New Scientist, inti Jupiter diduga mengalami evaporasi dalam tabrakan besar dengan sebuah planet yang ukurannya 10 kali lipat dari ukuran Bumi. Studi ini memberikan wawasan baru ke sebuah proses yang sengit di awal pembentukan tata surya kita.

Peneliti dari Universitas Peking, Cina telah meniru apa yang mungkin terjadi dalam peristiwa tumbukan itu. Simulasi yang dilakukan menunjukkan, planet berbatu yang mendekat ke Jupiter akan diratakan saat membentur atmosfer planet raksasa itu. Setengah jam kemudian, planet itu akan jatuh ke dalam inti Jupiter. Unsur-unsur berat dalam inti seperti logam akan menguap dan kemudian bercampur dengan hidrogen dan helium di atmosfer Jupiter. Para ilmuwan yakin, ini mungkin menjelaskan mengapa inti Jupiter sangat kecil tapi atmosfernya sangat padat.

Douglas Lin dari University of California mengatakan, bahwa meskipun planet yang lebih kecil tidak menabraknya, Jupiter akan terus tumbuh menjadi sebuah planet raksasa dengan sendirinya.

Tim peneliti mengatakan, elemen dalam planet Saturnus juga mungkin disebabkan oleh hal serupa, tubrukan dengan planet yang lebih kecil.

Planet-planet di tata surya diciptakan oleh tabrakan antara planet-planet kerdil yang mengorbit Matahari, yang kala itu juga baru lahir. Dalam proses tabrakan itu, planet-planet kecil mencair dan membentuk planet-planet yang lebih besar.
Bumi dan Bulan merupakan hasil dari tabrakan antara dua planet raksasa seukuran Mars dan Venus.

Proses tabrakan terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam, dan suhu bumi saat itu sangat tinggi, sekitar 7.000 derajat Celcius, di mana batuan dan logam bisa mencair.

(Berbagai Sumber) 



Ditemukan, Gua Misterius di Planet Mars
Kutub Utara Planet Mars (NASA/Caltech/JPL/E. DeJong/J. Craig/M. Stetson )
Sekelompok pelajar sekolah menengah di California menemukan sebuah gua misterius di Planet Mars. Penemuan itu bukan dilakukan dengan mengunjungi planet merah tersebut, tetapi dengan melakukan studi terhadap foto-foto yang diambil oleh pesawat angkasa luar NASA yang mengorbit Mars.

Seperti dikutip dari Space, Senin, 21 Juni 2010, ke-16 siswa kelas 7 kelas ilmu pengetahuan Evergreen Middle School di Cottonwood, California, Amerika Serikat, itu juga menemukan sebuah lubang Martian di di atap gua di Mars.

Kata martian merupakan istilah untuk menyebut segala sesuatu yang berkaitan dengan Planet Mars. Namun, kata Martian lebih sering digunakan untuk menyebut penghuni asli Mars meski masih secara hipotesis karena belum bisa dibuktikan kebenarannya.

Para siswa yang menemukan gua dan lubang misterius tersebut berpartisipasi dalam Mars Student Imaging Program di Mars Space Flight Facility, Universitas Arizona

Lubang yang baru ditemukan tersebut menyerupai objek berupa lubang kawah yang ditemukan di bagian lain Mars dalam studi yang dilakukan oleh ilmuwan Geological Survey AS,  Glen Cushing, tahun 2007.

Cushing mengatakan, lubang kawah ganjil tersebut menyerupai tempat di mana satu bagian kecil di atap sebuah gua atau tuba lava ambruk, membuka daerah di bawahnya hingga bisa menatap langit.

"Lubang ini baru bagi kita," kata Cushing pada para siswa. "Dan ini merupakan objek kedua yang bisa diasosiasikan dengan Pavonis Mons," lanjutnya.

Pavonis Mons adalah satu dari tiga kawah yang berada di khatulistiwa Planet Mars. Cushing memperkirakan lubang pada gua berukuran 190 x 160 meter, dan setidaknya memiliki kedalaman 115 meter.

Para siswa menggunakan foto utama dan foto tambahan dari gunung api Pavonis Mons. Gambar yang diteliti oleh para siswa diambil oleh pesawat Mars Odyssey milik NASA yang menggunakan instrumen Thermal Emission Imaging System (THEMIS).


Hayabusa dan 'Ancaman' Asteroid Aphopis 2036
Satelit Hayabusa buatan Jepang ( Japanese Aerospace Exploration Agency (JAXA)
 Ada banyak alasan kita peduli asteroid. Ia bisa membahayakan juga bisa jadi tambang logam.

Teka-teki mengenai asteroid diharapkan terjawab dengan mendaratnya pesawat luar angkasa buatan Jepang, Hayabusa -- yang akan membawa sampel asteroid pertama ke Bumi. Contoh yang dibawa Hayabusa tentu saja yang belum terbakar atmosfer.

Satelit buatan Badan Antariksa Jepang atau Japanese Aerospace Exploration Agency (JAXA) ini menjelajah asteroid 25143 Itokawa sejak 2005.  Hayabusa diharapkan mendarat di Australia Selatan, Minggu 13 Juni 2010.

Para ilmuwan berharap contoh batu yang dibawa Hayabusa akan menjawab teka-teki, apa yang tidak kita ketahui tentang asteroid.

1. Asteroid akan menjelaskan asal usul tata surya
"Material dalam asteroid merepresentasikan bahan-bahan penyusun planet," kata wakil kepala penyidik dalam misi Dawn NASA, Carol Raymond.

Posisi sabuk asteroid terletak di antara planet-planet dan gas raksasa di luar tata surya, sampel asteroid mungkin memberi petunjuk mengapa planet-planet yang ada memiliki ciri dan sifat yang beragam.

Contohnya, meski asteroid Vesta dan planet kerdil Ceres diperkirakan terbentuk dalam waktu bersamaan -- antara 10 juta tahun pertama eksistensi tata surya -- keduanya memiliki komposisi yang berbeda. Vesta, di beberapa titik pernah meleleh dan kemudian mengeras kembali. Sedangkan Ceres tak pernah 'mencair'.

Menurut Raymond, Vesta kemungkinan mengalami tubrukan berkali-kali atau mengalami peluruhan radioaktif. Dengan mempelajari asteroid, ilmuwan berharap bisa memecahkan misteri pembentukan tata surya.

2. Membantu kita makin memahami asal-usul kehidupan
Para ilmuwan belum memahami sepenuhnya bagaimana bentuk kehidupan pertama muncul di muka bumi dari benda organik yang tak hidup. Asteroid diharapkan menjawab teka-teki itu.

Asteroid, seperti 2 Pallas dan 10 Hygiea -- yang diyakini pernah memiliki kandungan air diperkirakan memiliki senyawa organik (berbasis karbon). Saat ini, asteroid-asteroid itu memiliki komposisi yang lebih primitif dari Bumi --  mereka lebih mirip kondisi yang ada di tahun-tahun awal tata surya.

Dengan mempelajari asteroid, kita dapat belajar tentang bagaimana kehidupan muncul di planet kita sendiri.

"Ada asteroid yang kondusif untuk kehidupan di masa lalu," kata Raymond.

Juga, para ilmuwan berpendapat asteroid yang mendarat di Bumi di masa lalu memiliki kontribusi pembentukan kehidupan di Bumi.

3. Kita mungkin bisa menambang logam di asteroid
"Asteroid bisa jadi sumber logam berharga," kata Carol Raymond. Namun, untuk memastikan ada material yang bisa ditambang, kita harus mengetahui komposisi asteroid dan aspek teknik dari perjalanan ke asteroid.

Selain alasan ekonomis, tambang, asteroid juga menarik untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Sebab, dengan membandingkan asteroid dengan planet-planet, kita seakan mengambil irisan tata surya di waktu-waktu yang berbeda selama masa pembentukannya.

4. Asteroid bisa mengancam Bumi
Beberapa asteroid mengorbit di sekitar matahari dalam lintasan berbentuk oval memanjang -- asteroid bisa melewati orbit Bumi berkali-kali.

Kadang asteroid sangat dekat dengan Bumi. Misalnya pada januari 2010, asteroid 2010 AL30 -- yang lebarnya 11 meter -- melintas hanya dalam jarak 80.000 mil atau 130 ribu kilometer dari Bumi.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah Asteroid Aphopis yang diperkirakan sangat dekat dengan Bumi pada 13 April 2036. Meski NASA memprediksikan Aphopis masih dalam jarak aman, 18.300 kilometer di atas permukaan bumi, ukuran asteroid itu dua kali lapangan sepakbola.

Meski kemungkinan kecil membuat kerusakan global ala film-film Hollywood, asteroid ini dikhawatirkan akan menimbulkan bencana regional di Bumi.

5. Kita bisa menjelajahi asteroid
Pada April lalu, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengumumkan visi penjelajahan luar angkasa Amerika Serikat, mengunjungi asteroid pada 2025.

Sementara, astrofisikawan sekaligus mantan astronot, John Grunsfeld mengatakan, tujuan dari proyek itu kemungkinan adalah mengirim manusia ke asteroid untuk memindahkan asteroid atau membelokkan arah geraknya.

Jika bisa dilakukan, itu adalah prestasi, menunjukkan kecerdasan yang dimiliki manusia bisa menghindarkan malapetaka bagi Bumi.

"Dengan pergi ke asteroid terdekat dengan Bumi, atau bahkan mengendalikan arah geraknya, kita akan menunjukkan bahwa manusia bisa berbuat banyak daripada dinosaurus 65 juta tahun yang lalu," kata Grunsfeld.

Seperti diketahui, spesies dinosaurus musnah, diduga kuat akibat tumbukan satu atau lebih asteroid.




2011, OBJECT LUAR ANGKASA TERJAUH YANG DAPAT TERLIHAT

Objek terjauh yang bisa dilihat adalah sebuah galaksi yang masih belum memiliki nama,
pengenalnya hanyalah sebuah kode, A1689-zD1. Galaksi ini hanya bisa dilihat dengan menggunakan teleskop terkuat dengan teknologi terbaru yang pernah dibuat manusia sampai saat ini,
Teleskop ruang angkasa Hubble yang di gabung dengan Teleskop ruang angkasa Spitzer.
Tidak hanya itu, untuk dapat melihat galaksi ini merukapan hal yang tidak mudah.
Selain menggunakan NICMOS-nya Hubble yang di gabung dengan Spitzer,
para ilmuan yang ngurus hal-hal ginian harus juga melakukan beberapa trik yang disebut dengan Gravitational Lensing atau lensa gravitasi.
Wow…!!! Bayangkan betapa luasnya alam semesta ini.
Bintang terdekat dengan kita, Matahari, hanyalah sebutir pasir diantara seluruh pasir yang ada di dunia ini.
Bingung? Masak sih? Ok… gini ya.
Bumi, planet tempat kita berpijak adalah satu dari 8 planet yang mengitari matahari.
Matahari adalah satu dari miliaran bintang di galaksi kita, Bimasakti.
Bimasakti adalah satu dari miliaran galaksi di alam semesta kita.
Jadi perbandinmgan diatas sangat masuk akal, walaupun — menurut saya — masih kurang.
1 detik cahaya = 300.000 km
1 tahun cahaya = 9.500.000.000.000 km
13.600.000.000 tahun cahaya adalah sama dengan 129.200.000.000.000.000.000.000 km.
Bila anda memiliki pesawat yang bisa membawa anda bulak-balik dari Jakarta ke ujung timur pulau Bali sebanyak 300 kali dalam satu detik,
maka anda akan tiba di sana setelah melakukan perjalanan selama 13.600.000.000 tahun.